Korupsi BOS Diduga Terjadi di Beberapa Sekolah

BAGIKAN:

facebook twitter pinterest line whatapps telegram

Oleh cop anhar
Minggu, 14 Februari 2010 12:24:18 Klik: 7180
Korupsi BOS Diduga Terjadi di Beberapa Sekolah
Klik untuk melihat foto lainnya...

JAKARTA--Dunia pendidikan diduga menjadi lahan basah praktik korupsi. Dugaan korupsi yang sering mencuat adalah dugaan penyelewengan dana bantuan operasional sekolah (BOS) dan bantuan operasional pendidikan (BOP).

Menurut Thurman, dari Serikat Guru Banten, guliran dana BOS yang distor ke rekening sekolah banyak yang di-mark up. Dia mengatakan, praktik penyelewengan dana BOS itu dilakukan hampir di seluruh sekolah, yakni manipulasi laporan keuangan atau surat pertanggungjawaban (SPJ) dana BOS.

''Laporan SPJ BOS yang dibuat sekolah-sekolah itu ada, tapi masalahnya banyak di antara itemnya yang fiktif. Tercantum di SPJ, tapi bukti fisiknya tidak ada,'' ujar Thurman kepada Republika usai konferensi pers dan testimoni guru terkait dugaan korupsi sekolah di ICW, Jakarta Selatan, Kamis, (11/2).

Thurman menyayangkan, SPJ dana BOS yang dibuat sekolah tersebut umumnya tidak di-verifikasi oleh dinas pendidikan setempat. Lebih lanjut dia menjelaskan, dana BOS itu diperuntukkan bagi sekolah dasar (SD) dan menengah (SMP) yang dialosikan tiap bulan atau tiap tahun per siswa.

Per tahunnya, Thurman mengatakan, perhitungannya per siswa dapat menerima dana BOS untuk SD di kabupaten sebesar Rp 397 ribu per tahun per siswa, sementara siswa SD di kota mendapat Rp 400 ribu per tahun per siswa.

''Sedangkan siswa SMP di kabupaten mendapat Rp 570 ribu per tahun per siswa, kalau siswa SMP di kota mendapat Rp 575 per tahun per siswa,'' jelas Thurman.

Lebih jauh, Thurman juga mengungkapkan, korupsi yang dilakukan di sekolah kerap terjadi karena adanya intimidasi dari pihak dinas pendidikan.

Thurman mencontohkan, pihak dinas mengintimidasi pihak sekolah untuk bekerja sama dengan penerbit untuk pengadaan buku, padahal sekolah dapat memfasilitasi sendiri dengan biaya yang lebih murah. ''Pihak sekolah banyak yang menuruti intimidasi oknum diknas karena takut, atau misalnya akan dipermasalahkan kenaikan pangkatnya,'' jelasnya.

Pria yang juga mantan kepala sekolah itu mengatakan, ia sering diteror dan diancam untuk dibunuh oleh orang tak dikenal karena memperjuangkan dan berusaha mengusut kasus korupsi di dunia pendidikan, khususnya di daerahnya, di Banten

Sumber : Republika Online / 11-02-2010

 
Berita B O S Lainnya