Ujian Nasional Tak Ada Indikasi Pembocoran Soal

BAGIKAN:

facebook twitter pinterest line whatapps telegram

Oleh arif
Selasa, 29 April 2008 16:38:51 Klik: 4396

UN tingkat SLTA yang diadakan pada tanggal 22-14 April lalu, tidak mengalami kendala secara substansi. Adapun permasalahan-permasalahan kecil hanya berupa miskonsepsi saja. Hal itu ditegaskan Kepala Dinas Pendidikan Sumbar Burhasman Bur selepas rapat evaluasi UN, di Dinas Pendidikan Sumbar, Senin (28/4). Dalam rapat yang dihadiri, Koordinator Tim Pemantau Independen (TPI), Kakanwil Depag, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota, serta dari pihak percetakan Grafika, menurut Burhasman, seluruh perwakilan memberikan laporan sesuai kapasitasnya terkait pelaksanaan UN.

Dari rapat itu, lanjut Burhasman, juga terungkap bahwa pelaksanaan UN tingkat SLTA telah sesuai dengan prosedur operasional standar (POS) UN 2008. Informasi yang selama ini beredar di masyarakat tentang maraknya SMS kunci jawaban pada salah satu mata pelajaran UN bukanlah kecurangan, tetapi lebih mengarah pada miskonsepsi saja. ”Kunci jawaban ujian saat ini ada di Puspendik Jakarta. Jadi SMS yang berisi jawaban ujian itu adalah ulah oknum orang yang tidak bertanggung jawab,” kata Burhasman.

Untuk itu, ia mengatakan, guna menghadapi UN tingkat SMP dan MTs pada 5-8 Mei nanti, pihaknya akan meminta pengawas untuk waspada terhadap pemakaian HP oleh peserta selama ujian berlangsung. Sebab, setelah dilakukan pencocokan jawaban dengan kunci jawaban yang beredar, ternyata hasilnya tidak berkorelasi sama sekali. “Di samping menjermuskan siswa, mereka juga ada yang dibawa kantor polisi. Kan kasihan,” ungkap Burhasman.

Indikasi adanya pembocoran soal, Burhasman menilai sangat kecil sekali kemungkinannya. Karena mulai dari perbanyakan soal, sampai pembagian soal pada sekolah, selalu diawasi oleh TPI dan aparat kepolisian. ”Kita tidak menemukan indikasi itu dari laporan panita pelaksana, TPI, serta Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota,” ucapnya.

Menurutnya ada beberapa masukan dalam rapat evakuasi itu, di antaranya packing soal serta penggunaan mobil box dalam mengangkut soal, prosedur operasional standar (POS) UN agar lebih diperjelas, mewaspadai pemakaian alat komunikasi oleh peserta ujian. Selain itu, antisipasi terhadap kejadian insidentil seperti bencana banjir, gempa dan lainnya, juga harus menjadi perhatian.

Sedangkan ketika ditanya jumlah siswa yang ikut ujian susulan yang dumulai kemarin, Burhasman mengatakan belum mendapat datanya dari dinas kabupaten/kota. Tetapi peserta yang tidak ikut UN berjumlah 98 orang (lihat grafis). ”Rata-rata yang ikut ujian susulan adalah mereka yang sakit. Dan orangtua mereka telah memberikan informasi terlebih dahulu kepada pihak sekolah perihal anaknya itu. Mekanisme pelaksanaan ujian juga sama dengan 22-14 April lalu, tidak ada yang berbeda. Mereka juga diawasi oleh dua orang pengawas. Soal juga diambil dari Mapolsek. Yang berbeda hanya soalnya saja,” pungkas Burhasman.

Sumber: Padang Ekspres/Selasa, 29 April 2008/(pl6)

 
Berita Info UN 2008 Lainnya